Selasa, 08 November 2011

Herjuna Dony Anggara Putra copyright 2011 21060111130084

a lil bit share bout what i think to make our lovely country grow better,

kalo kita mengambil pikiran sebagian besar orang,
apa yang salah dengan negeri kita? pasti pada njawab PEMERINTAHANNYA!
alright that's almost true but not at all,

apa sepenuhnya pemerintah yang salah? ooo, tidak bisa
kita bisa bilang pemerintah yang salah dengan tegas karena,
(1) kita tidak pernah merasakan duduk di kursi pemerintahan, (2) pikiran kita hanya ingin menikmati hasil akhir yang baik
(3) egoisme yang tinggi, (4) budaya "jilat atas tendang bawah"

sebelum tak lanjutkan, inget ya ini IMHO (In My Holy Opinion), jadi CMIIW (Correct Me If I'm Wise, eh Wrong)!


lanjut,
lalu, kalo bukan pemerintahnya yang salah trus siapa dong?
it's US! para pemuda! the youngster! the rising star! gila, kurang apa lagi coba,
saya disini nggak akan membandingkan pemuda jaman sekarang dan jaman dahulu kala,
jelas mereka nggak bisa dibandingkan, kondisi jaman dulu dan sekarang beda, kalo pemuda jaman dulu hidupnya udah kayak kita, mungkin beda kali ya,
kalo masih ada yang mbandingin, nggak etis tu namanya,
kita bisa mempelajari ketangguhan mereka, tapi kita tidak akan bisa jadi seperti mereka,
agak diinget ni "kita tidak akan bisa pernah menjadi seperti orang lain, tapi kita bisa lebih baik dari mereka" so, be yourself!


back to the topic,
what's wrong with us?
kita terlalu takut sama yang di atas men, istilah kasarnya sebenarnya kita masih terlalu terpengaruh sama budaya "jilat atas tendang bawah"
sama yang lebih tua, senior, kita bersikap baik, tapi untuk yang di bawah, kita tindas,
inget iklan rokok yang sempet ada quote menarik "yang muda belom boleh bicara" ?
disitu kalo kita lihat, biasanya dalam mindset kita bakal terbentuk bahwa anak muda tidak dihargai oleh orang orang tua,
why? mereka menganggap kita masih kalah pengalaman dengan kita,
lalu kenapa tetep kita yang salah?
disini intinya, kita masih takut, kita takut menunjukkan pada mereka bagaimana potensi kita sebenarnya,
kita takut sedikit menentang norma masyarakat untuk bisa mengembangkan potensi kita
tapi ingat, norma masyarakat boleh diserempet dikit, tapi BIG NO buat NORMA AGAMA!
kalaupun berani, sebagian besar pemuda indonesia mengandalkan demo,
dan okelah demo itu pernah berhasil meruntuhkan dinasti suharto, tapi coba diingat, demo yang bagaimana itu? demo yang baik, sistematis, atau anarkis?
apa nggak bisa pake jalan demokratis?


biasanya sampe sini bakal ada pertanyaan,

"pak, ada upil" > oralah, yang bener yang di bawah ini
"tapi para orang tua itu tidak memberi akses dan ruang pada kita untuk bergerak pak!"

ooo, kata siapa? akses dan ruang selalu ada, tapi kita tidak selalu bisa melihatnya,
apa kita harus selalu diberi, pemuda punya pemikiran dan kekuatan yang jauh lebih fresh dari orang orang tua,
jadi kenapa kita tidak berusaha mencari akses dan ruang itu sendiri, tidak perlu menunggu diberi

"tapi walaupun kita sudah mendapat akses dan ruang, mereka tetap saja tidak mendengarkan pak!"

ooo, kata siapa? mereka tetap mendengarkan, tapi yang jadi masalah disini, apakah pendapat anda pantas didengarkan?
itu pendapat karena emosi, atau karena memang pemikiran yang telah dipikir masak - masak bagaimana butterfly effectnya?
banyak pemuda yang punya pikiran bagus, sayangnya pemikirannya itu setelah dikaji ulang, bakal menimbulkan butterfly effect yang agak gimanaa gitu,
mau tau soal butterfly effect? gugling deh :p
so, how about convey your brilliant think setelah anda yakin, benar benar yakin tanpa keraguan, anda yakin benar? maka anda benar, anda ragu ragu? hancurlah anda

"tapi biasanya pendapat kita tidak mendapat respon atau tanggapan sama sekali pak!"

ah masaak? respon tu pasti ada, cuman kadang sekali lagi kita tidak selalu bisa melihatnya,
pengkajian ulang dari suatu pendapat yang kita kemukakan dapat menimbulkan respon yang berbeda dengan yang kita harapkan,
terkadang kita sering menganggap kalo responnya tidak sesuai yang kita harapkan berarti omongan kita tidak didengar,
itulah yang saya maksud dengan egoisme yang tinggi

"pak, ada upil lagi!" > irungmu kuwi ndes,


tambahan ya,
perlu diingat, kebanyakan demo kita, apresiasi kita, dll hanya berupa dorongan agar pemerintah bergerak,
ingat disini, PEMERINTAH BERGERAK, saya ulangi, PEMERINTAH BERGERAK
ada yang salah nggak?
hayooo, apa hayoo, kasih tau nggak yaa ?
kasih tau deh,
kenapa kita cuma minta pemerintah bergerak, terus kita ngapain? duduk duduk leha - leha gitu aja? wtf ente
kenapa bukan kita yang bergerak? oke, paling pada beralasan "kita nggak punya wewenang dan power untuk itu kang" (mau pak, saiki kang, piye je)
oooo, perlu diingat, nothing impossible kecuali 2 hal, menjadi tuhan dan mengubah kitab suci
ingat butterfly effect ya, tindakan tindakan kecil dan bermanfaat dari kita bisa berujung kepada perubahan besar kok,
it needs some time and efforts, tidak perlu menuntut instan langsung ada hasilnya, soalnya nek bisa instan gitu ngapain ada susunan pemerintah yang kompleks gitu,
hayooo, ini salah satu penjelasan dari sifat no. (1) dan (2), :p telaah sendiri nek bingung
jadi, para pemuda, take some action bro! jangan cuma menuntut dan berpikir terus kerjaannya, with some little action we can make this country grow even better than ever,
start from our generation, GOLDEN GENERATION!

inget ya kk, ini IMHO banget, jadi mohon CMIIW yaa! :)

1 komentar:

Posting Komentar